Jumat, 13 Agustus 2021

INDIKATOR KEBERHASILAN TAHAPAN PRODUKSI MASSAL

 

Indikator  keberhasilan produksi masal merupakan  bagian  kegiatan  meanajemen  produksi  yang  bertujuan  untuk menciptakan kegunaan bentuk (form utility), baik dalam perusahaan manufaktur atupun jasa sebagai fungsi produksi.

1.   Keberhasilan Manajemen Produksi, meliputi:

a.   Produktifitas

Dalam arti luas produktivitas merupakan hubungan antara keluaran (output) dengan masukan (input) yang digunakan untuk menghasilkan output tersebut.

Produktivitas adalah rasio dari beberapa output dengan beberapa input dan dapat dituliskan dalam rumus sebagai berikut :


Bedasarkan rumus di atas terlihat jelas bahwa produktivitas bukanlah merupakan ukuran dari produksi atau output yang dihasilkan, melainkan ukuran tentang tingkat penggunaaan sumber-sumber untuk mencapai hasil yang diharapkan. Hasil tersebut berkaitan dengan efektifitas untuk mencapai suatu misi atau prestasi. Adapun sumber-sumber yang digunakan berhubungan dengan efisiensi dalam memperoleh hasil dan menggunakan sumber yang minimal. Dengan demikian, dalam produktivitas terdapat hubungan antara efisiensi dan efektivitas.

Produktivitas mengambarjkan hubungan antara keluaran dan alat   atau sarana yang digunakan untuk menghasilkan keluaran tersebut. Keluaran atau hasil produksi tersebut diperoleh dari suatu kegiatan, bentuk keluaran tersebut dapat berupa produk nyata atu produk jasa. Untuk menghasilkan keluaran diperlukan masukan atau sumber-sumber utama, seperti tenaga kerja, modal bahan baku, dan energi.

Produktivitas juga diartikan sebagai tingkat efisiensi dalam memproduksi barang-barang atau jasa-jasa, produktivitas mengutamakan cara pemanfaatan secara baik terhadap sumber-sumber dalam memproduksi barang-barang. Dengan kata lain, produktivitas mengandung pengertian perbandingan antara hasil yang dicapai (input) dengan keseluruhan sumber daya yang digunakan (input). Produktivitas juga mengacu pada peningkatan proses produksi. Peningkatan proses prosuksi berarti perbandingan yang membaik dari jumlah sumber daya yang digunakan (input) dengan jumlah barang-barang dan jasa-jasa yang diproduksi (output)    

b.   Kapasitas

Kapasitas produksi dapat diartikan sebagai jumlah maksimum output yang dapat diproduksi atau dihasilkan dalan satuan waktu tertentu. Kapasitas prosuksi berhubungan dengan biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk menentukan jumlah produk yang dapat dihasilkan. Apabila kapasitas prosuksi tinggi, maka biaya tetap yang dikeluarjan juga besar, apabila pemanfaatannya sedikit, maka biaya produksi akan mahal, sehingga kapasitas produksi harus dilakukan perencanaan dan penelitian terlebih dahulu.

Kapasitas produksi tersebut ditentukan berdasarkan kapasitas sumber daya yang dimiliki seperti kapasitas mesin, kapasitas tenaga kerja, kapasitas bahan baku dan kapasitas modal. Selain itu kapasitas produksi juga berkaitan erat dengan jadwal produksi yang tertuang dalam jadwal produksi induk (master production schedule), karena jadwal produksi induk mencarminkan apa dan berapa yang harusdiproduksi dalam jangka waktu tertentu.

c.   Kecepatan Pengiriman

Pengukuran keberhasilan manajemen produksi juga bisa dilihat dari kelancaran pengiriman produk. Kecepaatan pengiriman produk, yaitu kelancaran pengiriman produk-produk hasil kegiatan produksi kepada lini pemasaran yang dilanjutkan ke semua retailer/agen/distributor produk. Semakin cepat arus pengiriman barang dari lini produksi ke lini pemasaran, maka menunjukkan semakin baik jalannya kegiatan produksi.

Kelancaran alur pengiriman ini erat kaitannya dengan pemasukan dan keuntungan bagi perusahaan. Besarnya keuntungan perusahaan akan berpengaruh pula pada kegiatan produksi.

d.   Kualitas Produk

Indikator keberhasilan produksi massal yang paling utama, yaitu kualitas produk yang dihasilkan sebagai output produksi. Seringkali produk yang dihasilkan oleh kegiatan produksi pada waktu tertentu tidak sesuai apa yang diharapkan. Kualitas produk hasil kegiatan produksi dapat dijaga agar selalu sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen melalui sebuah prosedur operasi standar yang dikenal dengan satuan operasional prosedur (SOP). Terkait dengan kualitas produk ini, kegiatan produksi dapat dikatakan berhasil bila mampu menghasilkan produk (outpout) sesuai dengan kualitas yang telah ditentukan.

e.   Kecepatan Proses

Kecepatan proses produksi merupakan salah satu indikator dari keberhasilan produksi massal. Kegiatan produksi massal menekankan pada kecepatan pekerjaan dalam menghasilkan produk dengan tujuan mengurangi biaya produksi, sehingga produk yang dihasilkan dapat memiliki harga murah.

f.    Fleksibilitas

Indikator lainnya dari keberhasilan produksi massal, yaitu adanya feksibilitas. Artinya perusahaan tersebut memiliki kemampuan untuk memprodksi bermacam-macam produk tanpa perlu adanya penambahan pada peralatan-peralatan maupun pada sumber daya lainnya. Hal ini menyebabkan dapat diproduksinya berbagai macam jenis produk dengan biaya dan waktu yang memadai

2.   Ukuran Kinerja Sistem Produksi, meliputi:

        Bertitik tolak pada tanggung jawab manajemen produksi, maka ukuran kinerja suatu sistem operasi atau produksi dapat diukur dari hal-hal sebagai berikut :

a.   Ongkos produksi

Ongkos produksi meliputi semua biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan produk/jasa hingga ke tangan konsumen. Dengan ongkos produksi yang murah diharapkan produk/jasa dapat dipasarkan dengan harga yang dapat dijangkau konsumen

Untuk mengukur kinerja sistem produksi diambil ukuran waktu operasi tertentu, yang biasanya dilakukan dalam waktu satu tahun. Bila dikaitan dengan tujuan suatu sistem usaha maka ukuran kinerja sering diukur dengan keuntungan yang dapat dicapai. Namun sebenarnya untuk mengukur seberapa besar kontribusi sistem operasi di dalam pencapaian keuntungan bukanlah hal yang mudah.

b.   Kualitas produk/jasa

Umumnya konsumen memilih produk/jasa dengan kualitas yang baik, tetapi harganya pun terjangkau. Oleh sebab itu baik buruknya suatu sistem produksi juga diukur dari kualitas produk/jasa yang dihasilkan. Ukuran kualits prosuk tentunya disesuaikan dengan selera konsumen bukan ukuran kualitas secara teknologi semata.

c.   Tingkat pelayanan

Untuk menilai pelayanan sistem produksi kepada konsumen baik atau tidak banyak dipengaruhi faktor-faktor kualitatif. Meskipun demikian beberapa ukuran objektif yang seirng digunakan antara lain :

  1.  Ketersediaan produk (aviability)
  2. Kemudahan dalam mendapatkan produk
  3. Kecepatan pelayanan baik, yang berkaitan dengan waktu pengiriman (delivery time) ataupun waktu pemrosesan (processing time)

3.   Ukuran Kinerja Produktivitas Mesin

Kinerja produktivitas mesin umumnya diukur menggunakan tool OEE (Overall Equipment Effectiveness), sistem ini menggunakan 3 indikator yaitu: availabelity, performance dan quality.

OEE adalah ukuran seberapa baik operasi manufaktur digunakan (fasilitas, waktu dan material) dibandingkan dengan potensi penuhnya, selama periode ketika dijadwalkan untuk dijalankan. Ini mengidentifikasi persentase waktu manufaktur yang benar-benar produktif. OEE 100% berarti hanya suku cadang bagus yang diproduksi ( kualitas 100% ), pada kecepatan maksimum ( kinerja 100% ), dan tanpa gangguan ( ketersediaan 100% ).

Tahap pengukuran menggunakan OEE yaitu:

a.   Memulai dari pengukuran manual

Ada beberapa keuntungan yang akan didapat perusahaan apabila pengusaha sudah memahami OEE dengan baik. Keuntungan tersebut berkaitan dengan data yang telah dikumpulkan secara otomatis. Sistem yang bekerja otomatis ini biasanya dapat meningkatkan down time secara signifikan, informasi detail dari aktivitas kerugian, menyediakan metrik, baik untuk saat ini maupun di waktu lampau, dan menyediakan pelaporan yang lebih jauh.

b.   Fokus pada kerugian (losses)

Fokus pada kerugian merupakan kekuatan utama dalam penerapan OEE. Artinya dengan pemahaman dan penerapan OEE pengusaha harus mampu melakukan tindakan pengurangan dari kerugian (availability loss, perfomance loss dan juga quality loss). Untuk itu pengusaha harus mampu mengambil langkah efektif untuk mengurangi kerugian-kerugian ini, sehingga skor OEE secara otomatis akan meningkat

c.   Menetapkan target tambahan

Bagi perusahaan yang baru memulai OEE, perusahaan mungkin bisa mencapai nilai OEE hanya sebesar 60% atau dibawahnya, dan di masa mendatang mungkin saja bisa meraih angka 85%. Namun demikian pendekatan yang efektif dengan menetapkan target mampu mendorong karyawan, dan target tambahan untuk perbaikan. Setiap langkah harus tepat mencapai sasaran dalam waktu tiga samapi empat bulan. Jumlah waktu ini cukup pendek untuk orang-orang yang akan terlihat, tapi cukup lama untuk mencapai perbaikan yang signifikan.

d.   Memantau segala kendala

Perusahaan harus mengidentifikasi adanya kendala. Agar OEE dapat berkerja efektif, maka harus selalu diukur baik pada saat filling, packing, stamping maupun pada saat assembling. Langkah ini merupakan kendala, dan langkah ini menjadi titik penting untuk mengetahui semua kerugian yang ingin dihilangkan, termasuk juga untuk kerugian di internal maupun eksternal.

e.   Hati-hati dalam membuat perbandingan

Banyak perusahaan yang membandingkan nilai OEE antar divisi, area kerja dan juga peralatan yang dipakai. Biasanya inilah yang menjadi sumber masalah. Perbandingan ini akan tepat jika perusahaan membandingkannya dengan peralatan yang sama saat proses produksi berlangsung untuk produk yang sama dan dengan kondisi yang sama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

APLIKASI PRESENTASI

Microsoft power p o int merupak a n sal a h satu p erang k at l unak M ic r osoft O f fice yang digunakan untuk melakukan prese...