Indikator keberhasilan produksi masal merupakan bagian
kegiatan meanajemen produksi
yang bertujuan untuk menciptakan kegunaan bentuk (form
utility), baik dalam perusahaan manufaktur atupun jasa sebagai fungsi produksi.
1. Keberhasilan Manajemen Produksi, meliputi:
a. Produktifitas
Dalam arti luas produktivitas merupakan hubungan antara
keluaran (output) dengan masukan (input) yang digunakan untuk menghasilkan
output tersebut.
Produktivitas adalah rasio dari beberapa output dengan
beberapa input dan dapat dituliskan dalam rumus sebagai berikut :
Bedasarkan rumus di atas terlihat jelas bahwa produktivitas bukanlah merupakan ukuran dari produksi atau output yang dihasilkan, melainkan ukuran tentang tingkat penggunaaan sumber-sumber untuk mencapai hasil yang diharapkan. Hasil tersebut berkaitan dengan efektifitas untuk mencapai suatu misi atau prestasi. Adapun sumber-sumber yang digunakan berhubungan dengan efisiensi dalam memperoleh hasil dan menggunakan sumber yang minimal. Dengan demikian, dalam produktivitas terdapat hubungan antara efisiensi dan efektivitas.
Produktivitas
mengambarjkan hubungan antara keluaran dan alat atau sarana yang digunakan untuk menghasilkan
keluaran tersebut. Keluaran atau hasil produksi tersebut diperoleh dari suatu
kegiatan, bentuk keluaran tersebut dapat berupa produk nyata atu produk jasa.
Untuk menghasilkan keluaran diperlukan masukan atau sumber-sumber utama,
seperti tenaga kerja, modal bahan baku, dan energi.
Produktivitas juga diartikan sebagai tingkat efisiensi dalam memproduksi barang-barang atau jasa-jasa, produktivitas mengutamakan cara pemanfaatan secara baik terhadap sumber-sumber dalam memproduksi barang-barang. Dengan kata lain, produktivitas mengandung pengertian perbandingan antara hasil yang dicapai (input) dengan keseluruhan sumber daya yang digunakan (input). Produktivitas juga mengacu pada peningkatan proses produksi. Peningkatan proses prosuksi berarti perbandingan yang membaik dari jumlah sumber daya yang digunakan (input) dengan jumlah barang-barang dan jasa-jasa yang diproduksi (output)
b. Kapasitas
Kapasitas produksi dapat
diartikan sebagai jumlah maksimum output yang dapat diproduksi atau dihasilkan
dalan satuan waktu tertentu. Kapasitas prosuksi berhubungan dengan biaya yang
harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk menentukan jumlah produk yang dapat
dihasilkan. Apabila kapasitas prosuksi tinggi, maka biaya tetap yang
dikeluarjan juga besar, apabila pemanfaatannya sedikit, maka biaya produksi
akan mahal, sehingga kapasitas produksi harus dilakukan perencanaan dan
penelitian terlebih dahulu.
Kapasitas produksi tersebut
ditentukan berdasarkan kapasitas sumber daya yang dimiliki seperti kapasitas
mesin, kapasitas tenaga kerja, kapasitas bahan baku dan kapasitas modal. Selain
itu kapasitas produksi juga berkaitan erat dengan jadwal produksi yang tertuang
dalam jadwal produksi induk (master production schedule), karena jadwal
produksi induk mencarminkan apa dan berapa yang harusdiproduksi dalam jangka
waktu tertentu.
c. Kecepatan
Pengiriman
Pengukuran keberhasilan manajemen
produksi juga bisa dilihat dari kelancaran pengiriman produk. Kecepaatan
pengiriman produk, yaitu kelancaran pengiriman produk-produk hasil kegiatan produksi
kepada lini pemasaran yang dilanjutkan ke semua retailer/agen/distributor
produk. Semakin cepat arus pengiriman barang dari lini produksi ke lini
pemasaran, maka menunjukkan semakin baik jalannya kegiatan produksi.
Kelancaran alur pengiriman ini
erat kaitannya dengan pemasukan dan keuntungan bagi perusahaan. Besarnya keuntungan
perusahaan akan berpengaruh pula pada kegiatan produksi.
d. Kualitas Produk
Indikator keberhasilan produksi
massal yang paling utama, yaitu kualitas produk yang dihasilkan sebagai output
produksi. Seringkali produk yang dihasilkan oleh kegiatan produksi pada waktu
tertentu tidak sesuai apa yang diharapkan. Kualitas produk hasil kegiatan
produksi dapat dijaga agar selalu sesuai dengan keinginan dan kebutuhan
konsumen melalui sebuah prosedur operasi standar yang dikenal dengan satuan
operasional prosedur (SOP). Terkait dengan kualitas produk ini, kegiatan produksi
dapat dikatakan berhasil bila mampu menghasilkan produk (outpout) sesuai dengan
kualitas yang telah ditentukan.
e. Kecepatan Proses
Kecepatan proses produksi
merupakan salah satu indikator dari keberhasilan produksi massal. Kegiatan
produksi massal menekankan pada kecepatan pekerjaan dalam menghasilkan produk
dengan tujuan mengurangi biaya produksi, sehingga produk yang dihasilkan dapat
memiliki harga murah.
f. Fleksibilitas
Indikator lainnya dari
keberhasilan produksi massal, yaitu adanya feksibilitas. Artinya perusahaan
tersebut memiliki kemampuan untuk memprodksi bermacam-macam produk tanpa perlu
adanya penambahan pada peralatan-peralatan maupun pada sumber daya lainnya. Hal
ini menyebabkan dapat diproduksinya berbagai macam jenis produk dengan biaya
dan waktu yang memadai
2. Ukuran Kinerja Sistem Produksi, meliputi:
Bertitik
tolak pada tanggung jawab manajemen produksi, maka ukuran kinerja suatu sistem
operasi atau produksi dapat diukur dari hal-hal sebagai berikut :
a. Ongkos produksi
Ongkos produksi meliputi semua biaya
yang dikeluarkan untuk menghasilkan produk/jasa hingga ke tangan konsumen.
Dengan ongkos produksi yang murah diharapkan produk/jasa dapat dipasarkan
dengan harga yang dapat dijangkau konsumen
Untuk mengukur kinerja sistem
produksi diambil ukuran waktu operasi tertentu, yang biasanya dilakukan dalam
waktu satu tahun. Bila dikaitan dengan tujuan suatu sistem usaha maka ukuran
kinerja sering diukur dengan keuntungan yang dapat dicapai. Namun sebenarnya
untuk mengukur seberapa besar kontribusi sistem operasi di dalam pencapaian
keuntungan bukanlah hal yang mudah.
b. Kualitas produk/jasa
Umumnya konsumen memilih produk/jasa dengan kualitas yang
baik, tetapi harganya pun terjangkau. Oleh sebab itu baik buruknya suatu sistem
produksi juga diukur dari kualitas produk/jasa yang dihasilkan. Ukuran kualits
prosuk tentunya disesuaikan dengan selera konsumen bukan ukuran kualitas secara
teknologi semata.
c. Tingkat pelayanan
Untuk menilai pelayanan sistem produksi kepada konsumen baik
atau tidak banyak dipengaruhi faktor-faktor kualitatif. Meskipun demikian
beberapa ukuran objektif yang seirng digunakan antara lain :
- Ketersediaan produk (aviability)
- Kemudahan dalam mendapatkan produk
- Kecepatan pelayanan baik, yang berkaitan dengan waktu pengiriman (delivery time) ataupun waktu pemrosesan (processing time)
3. Ukuran Kinerja Produktivitas Mesin
Kinerja produktivitas mesin
umumnya diukur menggunakan tool OEE (Overall Equipment Effectiveness), sistem
ini menggunakan 3 indikator yaitu: availabelity, performance dan quality.
OEE adalah ukuran seberapa baik
operasi manufaktur digunakan (fasilitas, waktu dan material) dibandingkan
dengan potensi penuhnya, selama periode ketika dijadwalkan untuk dijalankan.
Ini mengidentifikasi persentase waktu manufaktur yang benar-benar produktif.
OEE 100% berarti hanya suku cadang bagus yang diproduksi ( kualitas 100% ),
pada kecepatan maksimum ( kinerja 100% ), dan tanpa gangguan ( ketersediaan
100% ).
Tahap pengukuran menggunakan OEE yaitu:
a. Memulai dari
pengukuran manual
Ada beberapa keuntungan yang akan
didapat perusahaan apabila pengusaha sudah memahami OEE dengan baik. Keuntungan
tersebut berkaitan dengan data yang telah dikumpulkan secara otomatis. Sistem
yang bekerja otomatis ini biasanya dapat meningkatkan down time secara
signifikan, informasi detail dari aktivitas kerugian, menyediakan metrik, baik
untuk saat ini maupun di waktu lampau, dan menyediakan pelaporan yang lebih
jauh.
b. Fokus pada
kerugian (losses)
Fokus pada kerugian merupakan
kekuatan utama dalam penerapan OEE. Artinya dengan pemahaman dan penerapan OEE
pengusaha harus mampu melakukan tindakan pengurangan dari kerugian
(availability loss, perfomance loss dan juga quality loss). Untuk itu pengusaha
harus mampu mengambil langkah efektif untuk mengurangi kerugian-kerugian ini,
sehingga skor OEE secara otomatis akan meningkat
c. Menetapkan target
tambahan
Bagi perusahaan yang baru memulai
OEE, perusahaan mungkin bisa mencapai nilai OEE hanya sebesar 60% atau
dibawahnya, dan di masa mendatang mungkin saja bisa meraih angka 85%. Namun
demikian pendekatan yang efektif dengan menetapkan target mampu mendorong karyawan,
dan target tambahan untuk perbaikan. Setiap langkah harus tepat mencapai
sasaran dalam waktu tiga samapi empat bulan. Jumlah waktu ini cukup pendek
untuk orang-orang yang akan terlihat, tapi cukup lama untuk mencapai perbaikan
yang signifikan.
d. Memantau segala
kendala
Perusahaan harus mengidentifikasi adanya kendala. Agar OEE
dapat berkerja efektif, maka harus selalu diukur baik pada saat filling,
packing, stamping maupun pada saat assembling. Langkah ini merupakan kendala,
dan langkah ini menjadi titik penting untuk mengetahui semua kerugian yang
ingin dihilangkan, termasuk juga untuk kerugian di internal maupun eksternal.
e. Hati-hati dalam
membuat perbandingan
Banyak perusahaan yang membandingkan nilai OEE antar divisi,
area kerja dan juga peralatan yang dipakai. Biasanya inilah yang menjadi sumber
masalah. Perbandingan ini akan tepat jika perusahaan membandingkannya dengan
peralatan yang sama saat proses produksi berlangsung untuk produk yang sama dan
dengan kondisi yang sama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar