Penalaran adalah suatu proses berfikir yang menggunakan argumen-argumen, pertanyaan, premis atau aksioma untuk menentukan benar salahnya suatu kesimpulan. Penalaran dapat bersifat logis, jika kesimpulan yang dihasilkan oleh argumen, pertanyaan, atau premis yang benar. Begitu pula sebaliknya kesimpulan yang dihasilkan dari argumen atau premis yang salah akan menghasilkan penalaran yang tidak logis.
Contohnya Andi adalah pemilik kebun sawit di kalimantan. Hanya berdasarkan hal ini, kita bisa menarik beberapa kesimpulan, yaitu Pak Andi adalah orang kaya, memilki rumah mewah, memiliki mobil banyak. Kesimpulan yang ditarik bisa bersifat logis, karena penalaran kita mengolah informasi yang diperoleh dan mengkombinasikan dengan pengetahuan awal. Setiap penalaran memiliki struktur yang sangat sederhana, yaitu adanya pertanyaan (premis atau argumen) lalu pertanyaan itu diolah nalar sebelum menghasilkan kesimpulan. Penalaran berangkat dari sesuatu yang sudah ada atau apa yang sudah diketahui dari sana baru ditarik kesimpulan.
Penalaran adalah proses berpikir
berdasarkan pengamatan indera (observasi empirik) yang menghasilkan sejumlah
konsep dan pengertian. Pengamatan sejenis akan membentuk proposisi – proposisi
sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar,
kemudian disimpulkan sebuah proposisi baru yang tidak diketahui sebelumnya.
Proses ini disebut menalar.
1. DEDUKTIF
Penalaran deduktif adalah proses penalaran yang
bertujuan untuk menarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap khusus berdasarkan
fakta-fakta yang bersifat umum. Dengan kata lain deduksi merupakan suatu
penalaran untuk menyimpulkan hal khusus dari sejumlah proposisi umum.
Penalaran deduktif adalah kegiatan berpikir yang
berbeda bahkan berlawanan dengan penalaran induktif. Deduktif merupakan
penalaran atau cara berpikir untuk menyatakan pernyataan yang bersifat khusus
dari pernyataan-pernyataan yang bersifat umum. Dijelaskan bahwa untuk menarik
kesimpulan secara dedukif diperlukan pola pikir yang disebut syllogisme dan
syllygisme ini tersusun dari dua buah pernyataan (premise) dan sebuah
kesimpulan (konklusi).
Perhatikan contoh berikut:
1. Semua manusia akan mati (Premise 1), Paidi adalah
manusia (Premise 2), Jadi Paidi akan mati (Konklusi)
2. Beras merupakan komoditi bagi orang Indonesia
(umum), tetapi ada beberapa wilayah yang penduduknya mengkonsumsi sagu (khusus)
seperti maluku dan papua (khusus).
Macam – macam penalaran deduktif, antara lain :
a. Silogisme
Silogisme adalah proses membuat kesimpulan secara deduktif. Silogisme tersusun dari dua proposisi (pernyataan) dan konklusi (kesimpulan). Silogisme dirangkai dari tiga buah pendapat yang terdiri dari 2 pendapat dan 1 kesimpulan.
1) Silogisme Negatif
Setiap kalimat yang didalamnya
terdapat kata “bukan ataupun tidak” pada premis biasanya disebut dengan Silogisme
Negatif dan begitu juga simpulan. Jadi, jika suatu premis pada silogisme
bersifat negatif, maka kesimpulannya pun bersifat negatif juga.
Misal :
Premis 1 : Penderita kurang darah tidak boleh makan
buah melon
Premis 2 : Budi menderita penyakit kurang darah
Konklusi : Budi tidak boleh makan buah melon
2) Silogisme Error
Diperlukan kecermatan dalam menarik kesimpulan menggunakan penalaran silogisme. Untuk merumuskan premis, diwajibkan mencermati setiap kalimat yang akan dibuat agar tidak menimbulkan kesalahpahaman. Perhatikan contoh silogisme error berikut :
Premis 1 : Yanto lulus ujian CPNS
Premis 2 : Yanto rajin menabung dan tidak sombong
Konklusi : Orang yang lulus ujian CPNS karena rajin
menabung dan tidak sombong ?
Konklusi diatas adalah salah karena tidak terdapat
premis umum (PU)
b. Entimen
Entimen adalah penalaran deduksi secara langsung atau tanpa silogisme premis atau tidak diucapkan karena sudah diketahui.
Misal :
Premis 1 : Penderita kurang darah tidak boleh makan buah melon
Premis 2 : Budi menderita penyakit kurang darah
Konklusi : Budi tidak boleh makan buah melon
Entimen : Budi tidak boleh makan buah melon karena menderita penyakit kurang darah
2. INDUKTIF
Induktif atau Logika Induktif adalah proses penarikan
kesimpulan dari kasus – kasus nyata secara individual (khusus) menjadi
kesimpulan yang bersifat umum. Selain itu, Benyamin Molen (2014:14) menyatakan
bahwa induksi adalah suatu penalaran yang berasal dari pernyataan – pernyataan
yang bersifat khusus atau tunggal, kemudian ditarik kesimpulan yang bersifat
umum.
Selanjutnya Surojiyo dkk (2008:60) menyatakan bahwa induksi adalah proses peningkatan dari hal – hal yang bersifat individual kepada hal yang bersifat universal. Berdasarkan ketiga definisi tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa induktif adalah proses berfikir untuk menyimpulkan suatu kebenaran yang dilakukan berdasarkan pada apa – apa yang bersifat khusus, kemudian ditarik suatu kesimpulan kebenaran yang sifatnya umum/universal.
Adapun contoh bentuk penalaran induktif adalah elang punya mata, kucing punya mata, kerbau punya mata, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa setiap hewan punya mata. Dibutuhkan banyak sampel untuk mempertinggi tingkat ketelitian premis dari penalaran induktif yang diangkat.
3. ABDUKTIF
Menurut Donny Gahral Adian & Herdito menyatakan
bahwa Abduksi adalah metode untuk memilih argumentasi terbaik dari sekian
banyak argumentasi yang mungkin. Oleh sebab itu abduksi sering disebut dengan
argumentasi menuju penjelasan terbaik.
Ada empat cara mendapatkan argumentasi terbaik, yaitu :
a. Kesederhanaan
Jelaskan segala hal dengan bahasa yang ringan dan tidak ada bantahan dari pihak lain.
b. Koherensi
Sebisa mungkin, pilih penjelasan yang sesuai dengan apa yang diyakini para ahli tentang dunia.
c. Prediktabilitas
Sebisa mungkin, pilih penjelasan yang paling banyak menghasilkan prediksi yang dapat disangkal atau diiyakan.
d. Komprehensi
Sebisa mungkin pilih penjelasan yang paling lengkap dan meninggalkan sedikit sekali ketidakjelasan
Adapun contoh dari penalaran abduktif adalah andai kita mengetahui bahwa seseorang yang bernama Bob selalu mengendarai mobilnya dengan sangat cepat jika sedang mabuk, maka pada saat kita melihat Bob mengendarai mobilnya dengan sangat cepat, maka kita berkesimpulan bahwa Bob sedang mabuk.
- Menurut Collins Dictionary, Inferensi adalah kesimpulan yang kita tarik tentang sesuatu dengan menggunakan informasi yang sudah kita miliki tentang itu.
- Menurut Literary Terms, Inferensi adalah proses menarik kesimpulan dari bukti pendukung yang ada. Kita dapat membuat kesimpulan ketika membaca literatur. Petunjuk diberikan oleh penulis tentang apa yang terjadi, dan kita harus mencari tahu berdasarkan bukti itu. Penulis menyiratkan dan para pembaca menyimpulkan.
- Menurut Philosophy Terms, Inferensi adalah proses menarik kesimpulan berdasarkan bukti yang ada. Berdasarkan beberapa bukti atau “premis”, kita memebuat sebuah kesimpulan.
- Menurut Your Dictionary, Istilah “inferensi” mengacu pada proses observasi atau pengamatan dan pengetahuan untuk menentukan kesimpulan yang masuk akal.
- Inferensi langsung (immediate inference), yaitu proses membuat kesimpulan dari sebuah premis.
- Inferensi mediasi (mediate inference), proses membuat kesimpulan/konklusi dari dua atau lebih premis yang saling terkait secara logis.
- Ismah pulang ke rumah pukul 14 sore, terlihat pintu rumah masih terkunci karena ayahnya pulang kerja pukul 15.
Ismah juga melihat tidak ada alas kaki di teras rumahnya sehingga menyimpulkan bahwa ayahnya belum pulang.
- Luluk melihat asap mengepul dari ruang dapur dan mencium bau gosong.
Luluk menyimpulkan bahwa ada yang terbakar di ruang dapur.
- Budi melihat banyak semut mengerumuni remahan roti di bawah meja.
Budi menyimpulkan bahwa anaknya lupa membersihkan sisa makanan
- Bambang bekerja sebagai guru dan setiap pulang kerja merenovasi rumahnya tanpa bantuan tukang bangunan
Dapat disimpulkan bahwa selain sebagai guru, Bambang memiliki keahlian sebagai tukang bangunan
- Ketika group whatsapp berbunyi dan ada notifikasi dari teman kerjanya, Susi tersenyum.
Dapat disimpulkan bahwa Susi senang membaca kabar dari temannya.
- Bilqis memakan buah mangga yang baru dibeli ibunya, ia terlihat mengerutkan wajahnya.
Dapat disimpulkan bahwa Bilqis memakan buah yang belum masak.
Nama:Rivaldo Adityo Fransisco
BalasHapusKelas:X N1
Pendapat:Pesan yang dihasilkan oleh argumen dan pernyataan yang benar/valid akan menghasilkan penalaran yang logis.
Nama:Ajib Alwi khoiril muntaha
BalasHapusKelas:X N1
Pendapat:Pesan yang ada di atas adalah banyak memikirkan tentang logika karna itu kita harus pintar²
nama: nasywa bulan febrianti
BalasHapuskelas: x nautika 1
pendapat:penalaran dapat bersifat logis,,kesimpulan yg yang dihasilkan dari argumen atau pesimis yang salah akan menghasilkan penalaran yg tidak logis