PRODUK
1. Pengertian Produk
Apa yang dimaksud dengan produk?
Kata produk berasal dari bahasa Inggris product yang berarti sesuatu
yang diproduksi oleh tenaga kerja atau sejenisnya. Bentuk kerja dari kata product, yaitu produce merupakan
serapan dari bahasa
Latin produce (re),
yang berarti (untuk) memimpin atau membawa sesuatu untuk maju. Produk
merupakan suatu hasil dari kegiatan usaha yang sifatnya esensial dan mampu
memenuhi kebutuhan pasar. Produk ditentukan atau dirancang oleh produsen dan
diproduksi untuk kepentingan pasar, dan produk erat kaitannya dengan pemuasan
kebutuhan dan keinginan konsumen, sehingga ia tidak akan memiliki nilai jual
apabila produk tersebut tidak menarik konsumen.
Produk merupakan hasil kegiatan
produksi yang berwujud barang atau jasa. Barang mempunyai wujud
tertentu dan mempunyai
sifat-sifat fisik, dapat
dilihat, diraba, dan dirasakan. Disamping itu ada tenggang
waktu antara saat diproduksi dan dikonsumsinya. Produk adalah segala sesuatu
yang ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, dipergunakan dan
yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan konsumen.
Definisi Produk menurut para ahli
1) William J. Stanton
Menurut William J. Stanton yang
diterjemahkan oleh Rahmat A (1996: 222) , produk secara sempit dapat diartikan
sebagai sekumpulan atribut fisik yang secara nyata terkait dalam sebuah bentuk
yang dapat diidentifikasikan. Sedangkan secara luas, produk merupakan
sekumpulan atribut yang nyata dan tidak nyata yang didalamnya mencakup warna,
kemasan, harga, prestise pengecer, dan pelayanan dari pabrik dan pengecer yang
mungkin diterima oleh pembeli sebagai sesuatu yang bisa memuaskan keinginannya.
2) Philip Kotler
Menurut Philip Kotler dalam
bahasa Inggris menyatakan, A product as anything that can be offered to a
market for attention, acquisition, us or consumption and the migth satisfy a
want or need. Artinya, produk adalah
segala sesuatu yang
ditawarkan ke pasar untuk diperhatikan,
dibeli/dimiliki, dipakai atau dikonsumsi sehingga dapat memuaskan suatu keinginan
/ semua kebutuhan. Produk-produk yang dipasarkan meliputi barang fisik, jasa,
pengalaman, acara-acara, orang, tempat, property, organisasi, dan
gagasan.diterima oleh pembeli sebagai sebuah hal yang dapat memberikan kepuasan
atas keinginannya.
3) H. Djaslim Saladin, SE
Menurut H. Djaslim Saladin, SE
dalam bukunya yang berjudul “ Unsur-unsur inti pemasaran dan managemen
pemasaran” (2003: 45), produk dapat diartikan ke dalam tiga pengertian yaitu :
- a) Dalam pengertian yang sempit, produk merupakan sekumpulan sifat fisik dan kimia yang berwujud dan dihimpun dalam sebuah bentuk serupa dan telah dikenal.
- b) Dalam pengertian yang luas, produk merupakan sekelompok sifat yang berwujud ( Tangible ) maupun tidak berwujud ( Intangible ), yang didalamnya sudah tercakup harga, warna, kemasan, prestise pengecer, prestice pabrik, serta pelayanan yang diberikan oleh produsen dan pengecer kepada konsumen dalam rangka pemenuhan kepuasan yang ditawarkan terhadap keinginan atau kebutuhan konsumen.
- c) Dalam pengertian secara umum, produk dapat diartikan secara ringkas sebagai segala sesuatu yang mampu memenuhi dan memuaskan kebutuhan atau keinginan manusia, baik yang memiliki wujud (tangible) maupun yang tidak berwujud (intangible).
4) Fandy Tjiptono
Menurut Fandy Tjiptono,
pengertian produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk
diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan, serta dikonsumsi pasar
sebagai upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan pasar yang bersangkutan.
5) Swastha dan Irawan
Menurut Swastha dan Irawan (1990:
165), produk adalah suatu sifat kompleks, baik dapat diraba maupun tidak dapat
diraba, termasuk bungkus, warna, harga, prestise perusahaan, pelayanan
pengusaha dan pengecer,
yang diterima pembeli
untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan.
Pengertian lain untuk produk
adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar agar menarik
perhatian, akuisisi, penggunaan, atau konsumsi yang dapat memuaskan suatu
keinginan atau kebutuhan. Produk juga
perlu dipahami sebagai salah satu variabel yang menentukan dalam kegiatan
usaha. Hal ini karena tanpa adanya produk suatu perusahaan tidak dapat
melakukan kegiatan untuk mencapai hasil yang diharapkan.
Banyaknya persaingan dalam dunia
bisnis menuntut produsen untuk berinovasi mengembangkan produknya menjadi
produk yang unggul dan berkualitas. Produk yang berkualitas memiliki nilai jual
lebih dibandingkan dengan produk kompetitor.
2. Karakteristik Produk
Karakteristik produk
yaitu keadaan yang
berbeda dari suatu
produk apabila dibandingkan
dengan produk-produk pesaingnya. Setiap produk pasti memiliki karakteristik
yang berbeda, dan setiap produsen akan berusaha untuk mendesain produk yang
memiliki karakteristik tersendiri, sehingga para pelanggan akan memiliki
persepsi khusus terhadap produk tersebut. Untuk merebut pangsa pasar, biasanya
para produsen menawarkan variasi produk. Karakteristik sebuah produk mengacu
pada bentuk penampilan produk atau atribut produk dan kualitas produk yang
ditawarkan.
3. Atribut Produk
Atribut produk merupakan sesuatu
yang melekat pada suatu produk. Atribut memegang peran penting dalam pemasaran.
Sebab atribut menjadi salah satu faktor yang dijadikan bahan pertimbangan oleh
konsumen ketika akan membeli produk.
Menurut Kolter dan Amstrong
(2003), atribut produk adalah pengembangan atas suatu produk yang
melibatkan penentuan manfaat yang diberikan. Lebih lanjut mereka mengemukakan
bahwa manfaat yang ditawarkan oleh atribut produk dalam bentuk kualitas produk,
fitur produk, dan gaya serta desain produk.
Teguh Budiarto (1993: 68),
atribut produk adalah sesuatu yang melengkapi manfaat utama produk sehingga
mampu lebih memuaskan konsumen.
Atribut produk meliputi merek
(brand), pembungkusan (packaging),
label, garansi atau jaminan (warranty), dan produk tambahan
(service). Atribut dapat dipandang secara objektif (fisik produk) maupun
secara subjektif (pandangan konsumen).
Fandy Tjiptono (2007), atribut
produk adalah unsur-unsur produk yang dipandang penting oleh konsumen dan
dijadikan dasar pengambilan keputusan pembelian. Sedangkan unsur- unsur atribut
produk yang dimaksud adalah terdiri dari merek, harga, desain, jaminan,
kualitas dan pelayanan produk.
Unsur Unsur Atribut Produk
a. Merek
Merek merupakan
sebuah nama, simbol,
istilah, tanda, lambang,
warna, desain, atau kombinasi dari atribut lain yang
diharapkan dapat memberikan identitas dan diferensiasi dari produk pesaing.
Pada hakikatnya sebuah merek produk
juga merupakan sebuah janji dari pemasar (perusahaan) untuk secara konsisten
menyampaikan serangkaian manfaat, ciri-ciri, dan jasa tertentu kepada konsumen.
Merek yang bagus juga turut menyampaikan jaminan tambahan berupa jaminan
kualitas kepada konsumennya.
Tujuan pembuatan merek produk,
antara lain :
- Identitas suatu produk yang bermanfaat dalam diferensiasi atau pembeda dari produk suatu perusahaan dengan produk perusahaan lain.
- Alat promosi atau sebagai daya tarik sebuah produk
- Pembina citra dengan memberikan keyakinan, jaminan kualitas, dan sebuah prestise tertentu kepada konsumen.
- Pengendali pasar
b. Kemasan
Pengemasan (packaging) adalah
sebuah proses yang berhubungan dengan perancangan dan pembuatan wadah
(container) atau pembungkus (wrapper) untuk suatu produk.
Tujuan pemakaian kemasan pada
produk :
- Sebagai pelindung (protection) produk dari kerusakan, perubahan isi, kehilangan, berkurangnya kadar isi, dsb.
- Memberikan kemudahan dalam penggunaannya (operating), seperti misalnya kemasan botol tutup flip agar produk cair tidak mudah tumpah, seperti kemasan parfum didesain agar mudah menyemprotkan, dsb.
- Memberikan daya tarik (promotion)
- Sebagai identitas (image) produk, seperti memberikan kesan mewah, kokoh, awet, dsb.
- Memudahkan distribusi dan penyimpanan di gudang.
c. Label (labeling)
Labeling berhubungan erat dengan
pengemasan. Label adalah bagian dari suatu produk yang dapat menyampaikan
sebuah informasi tentang produk dan perusahaan. Sebuah label dapat
merupakan bagian dari kemasan, atau bisa juga merupakan
etiket atau tanda pengenal yang
ditempelkan pada produk.
Secara umum terdapat tiga macam label, yaitu :
- Brand label, adalah nama merek yang diberikan pada sebuah produk atau dicantumkan dalam kemasan produk.
- Descriptive label, adalah label yang memberikan informasi objektif tentang cara pemakaian, pembuatan, perawatan, perhatian, kinerja produk, dan karakteristik lainnya yang berkaitan dengan produk.
- Grade label, adalah label yang mengidentifikasi penilaian kualitas produk (product’s judget quality) dengan suatu angka, huruf, atau kata. Contohnya di Amerika, buah persik dalam kaleng akan diberi label kualitas A, B, C, sedangkan pada jagung dan gandum diberi label 1 dan 2.
d. Layanan
Perlengkapan ( supplementary service)
Dewasa ini sebuah produk tidak
terlepas dari unsur jasa dan layanan, baik jasa sebagai produk inti (jasa
Murni) ataupun jasa sebagai pelengkap. Unsur jasa murni pada umumnya sangat
bervariasi di antara setiap tipe usaha, namun layanan pelengkapnya memiliki
kesamaan.
Layanan pelengkap dapat
diklasifikasikan menjadi 8 kelompok, yaitu :
- Informasi, misalnya harga, jalan atau arah menuju tempat produsen, jadwal penyampaian produk, petunjuk penggunaan produk, peringatan, kondisi layanan, pemberitahuan perubahan, konfirmasi reservasi, dokumentasi, rekapitulasi rekening, tiket, dan tanda terima.
- Konsultasi, misalnya pemberian saran, konseling pribadi, auditing, dan konsultasi manajemen atau teknis.
- Order taking, mencakup aplikasi (keanggotaan di klub atau program tertentu, jasa berbasis kualifikasi, misalnya perguruan tinggi, jasa layanan), order entry, dan reservasi (meja, tempat duduk, ruang, professional appointments, admisi)
- Hospitality, misalnya sambutan, food and beverages, toilet, perlengkapan kamar mandi, fasilitas menunggu (koran, majalah, hiburan, ruang tunggu), transportasi, dan keamanan.
- Caretaking, terdiri atas perhatian dan perlindungan barang milik konsumen yang dibawa (parkir kendaraan, penanganan bagasi, titipan tas, dsb.), serta perhatian dan perlindungan barang yang dibeli konsumen (pengemasan, pengantaran, transportasi, instalasi, pembersihan, diagnosis, inspeksi, pemeliharaan preventif, inovasi, dan upgrades).
- Exceptions, mencakup permintaan khusus, penyampaian produk menangani komplain atau saran, pemecahan masalah (jaminan atas kegagalan pemakaian produk, kesulitan yang muncul dari pemakaian produk, termasuk masalah dengan stafate konsumen lainnya), dan restitusi (kompensasi, pengembalian uang, dll)
- Billing, mencakup laporan rekening periodik, laporan verbal mengenai jumlah rekening, faktur untuk transaksi individual, mesin yang memperlihatkan jumlah rekening, dan self- billing.
- Pembayaran, berupa pelangganberinteraksi dengan personil perusahaan yang menerima pembayaran, kontrol, dan verifikasi, serta pengurangan otomatis atas rekening nasabah.
e. Jaminan ( garansi )
Jaminan adalah
sebuah janji dari
produsen kepada konsumen
berkaitan dengan produknya.
Misalnya, produsen memberikan jaminan dengan memberikan ganti rugi kepada
konsumen jika produknya tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Jaminan dapat
meliputi reparasi, kualitas produk, ganti rugi (produk ditukar atau uang
kembali), dan sebagainya. Jaminan ada yang bersifat tertulis dan ada yang tidak
tertulis. Unsur jaminan ini sering dimanfaatkan sebagai aspek promosi, terutama
pada produk-produk yang memiliki daya tahan lama.
4. Tingkatan Produk
Sebelum merencanakan penawaran
penjualan, seorang pemasar perlu memahami lima tingkatan produk.
Setiap tingkatan produk
akan menambah nilai
pelanggan yang lebih besar. Kelima tingkatan ini merupakan
bagian dari hirarki nilai pelanggan (customer value hierarchy).
Lima tingkatan tersebut adalah :
a. Manfaat inti (core benefit)
Manfaat inti berada pada tingkat
dasar dalam hierarki nilai pelanggan. Yaitu manfaat yang sebenarnya dibutuhkan dan akan dikonsumsi oleh pelanggan
dari setiap produk. Misalnya, dalam dunia hiburan orang membeli tiket bioskop
dengan tujuan utama untuk menonton film.
b. Produk dasar (basic product)
Pada tingkat
kedua pemasar harus
dapat mengubah manfaat
inti menjadi produk
dasar. Produk dasar disini mengandung makna bentuk dasar dari suatu
produk yang minimal dapat dirasakan oleh panca indera manusia. Misalnya, di
mall-mall dalam kita berbelanja, selalu dilengkapi full AC, full musik, ada
troly, toilet di dalam, lift.
c. Produk yang diharapkan (expected product)
Pada tingkat ketiga, pemasar
perlu mempersiapkan produk sesuai dengan harapan konsumen. Produk Perlu
dirancang dengan berbagai atribut yang menarik. Misalnya, dalam setiap kita
berbelanja ingin selalu ke mall, sebab kita ingin bisa berbelanja dengan
kenyamanan-kenyamanan.
d. Produk tambahan (augmented product)
Pada tingkat keempat adalah
produk tambahan, yaitu atribut produk yang khas dan berbeda denganatribut
produk pesaing. Pada tingkat ini pemasaran menyiapkan tambahan berbagai manfaat
dan layanan kepada konsumen, sehingga mampu menambah kepuasan konsumen dan
membedakan dengan produk pesaing. Misalnya, pelayanan menunjukkan barang yang
dibutuhkan.
e. Produk potensial (potencial product)
Tingkat kelima adalah produk
potensial, yaitu berbagai macam tambahan dan perubahan penawaran yang mungkin
dikembangkan untuk suatu
produk di masa
mendatang. Tingkatan ini merupakan tempat perusahaan mencari cara
baru dalam memuaskan pelanggan dan membedakan penawaran mereka dari para
pesaing. Misalnya, produk barang-barang yang ditawarkan selalu premier.
KUALITAS PRODUK
Menurut Kotler dan Amstrong
(2006), kualitas produk merupakan salah satu sarana positioning utama pasar.
Kualitas produk mempunyai dampak langsung pada kinerja produk atau jasa, oleh
karena itu kualitas berhubungan erat dengan
nilai pelanggan. Dalam arti sempit kualitas bisa didefinisikan sebagai
bebas dari kerusakan.
Kualitas produk mengandung
pengertian bahwa produk tersebut
memiliki keunggulan dibandingkan produk pesaing.
1. Dimensi Kualitas Produk
Untuk mempertahankan keunggulan
produk di pasaran,
perusahaan perlu memahami beberapa dimensi yang digunakan konsumen untuk
membedakan produk yang satu dengan yang lainnya.
Menurut Tjiptono, dimensi
kualitas produk meliputi :
a. Kinerja (performance)
Kinerja adalah karakteristik
operasi pokok dari produk inti (core product) yang dibeli, misalnya dalam
produk mobil meliputi kecepatan, konsumsi bahan bakar, jumlah penumpang yang
dapat diangkut, kemudahan, dan kenyamanan dalam mengemudi.
b. Keistimewaan tambahan (features)
Adalah karakteristik sekunder
atau pelengkap. Misalnya, dalam produk mobil meliputi kelengkapan interior dan
eksterior seperti dash board, AC, sound system, door lock system, dan power
steering.
c. Keandalan (reliability)
Yaitu kemungkinan kecil akan
mengalami kerusakan atau gagal dipakai, misalnya, produk mobil tersebut tidak
sering ngadat / macet / rewel / rusak.
d. Kesesuaian dengan spesifikasi (conformance
to specifications)
Yaitu sejauh mana karakteristik
desain dan operasi memenuhi standar-standar yang telah ditetapkan sebelumnya.
Misalnya, produk mobil tersebut memenuhi standar keamanan dan emisi.
e. Daya tahan (durability)
Daya tahan ini berkaitan dengan
berapa lama produk tersebut dapat terus digunakan. Dimensi ini mencakup umur
teknis maupun umur ekonomis penggunaan mobil.
f. Estetika (asthethic)
Yaitu daya tarik produk terhadap
panca indera, misalnya bentuk fisik mobil yang menarik, model atau desain yang
artistik, serta warna yang menarik.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kualitas Produk
Kepuasan konsumen merupakan salah
satu tujuan dari proses produksi barang/jasa. Untuk itu, perusahaan menetapkan
kualitas produksinya pada kondisi terbaik produk tersebut yang dapat memenuhi
kebutuhan dan keinginan
konsumen. Artinya proses
penetapkan kualitas suatu produk
perlu memperhatikan faktor dan sifat produk yang bersangkutan.
Adapun faktor-faktor yang
mempengaruhi kualitas produk, yaitu :
a. Fungsi
suatu barang
Dalam memproduksi
barang perlu memperhatikan fungsinya, sehingga barang yang diproduksi
benar-benar sesuai dengan kebutuhan dan fungsinya. Hal ini karena kualitas
barang tidak hanya menyangkut tentaang barangnya saja, tetapi juga kebijakan
kualitas yang sesuai dengan tuntutan pasar dan kebutuhan investasi.
b. Wujud
luar suatu barang,
Terkadang konsumen
memilih barang berdasarkan
tampilan wujud luar barang tersebut.
c. Biaya
barang,
Biaya produksi dan harga jual
suatu barang akan menentukan kualitas barang bersangkutan. Umumnya, barang yang
memiliki biaya produksi mahal, maka kualitasnya pun tinggi dibandingkan dengan
barang sejenis dengan biaya produksi lebih rendah.
3. Tahap-tahap Mengelola Kualitas Produk
Menurut Griffin, ada beberapa
tahap untuk mengelola kualitas produk, yaitu :
a. Perencanaan untuk kualitas,
Perencanaan kualitas meliputi dua
hal, yaitu kinerja kualitas dan keandalan kualitas. Kinerja kualitas berkaitan
dengan keistimewaan kinerja suatu produk. Adapun keandalan kualitas mengacu
pada konsistensi kualitas produkdari unit ke unit.
b. Mengorganisasi untuk kualitas,
Dalam memproduksi barang/jasa
yang berkualitas memerlukan usaha dari seluruh bagian dalam sebuah organisasi
(perusahaan).
c. Pengarahan untuk kualitas,
Pengarahan kualitas memiliki arti
bahwa seluruh manajer harus memotivasi para pegawai bekerja dengan baik untuk
mencapai tujuan, yaitu kualitas produk yang baik.
d. Pengendalian untuk kualitas,
Pengendalian kualitas dilakukan dengan mengadakan kegiatan
monitor produk. Dengan melakukan
monitor barang/jasa, maka suatu perusahaan dapat mendeteksi kesalahan dan
membuat koreksinya.
Nama : Andhika Nur Rosyidi
BalasHapusKelas : XII NAUTIKA 1
Pendapat : materi yang disajikan cukup lengkap dan mudah dipahami, serta sangat bermanfaat
Terimakasih.
Nama: Koko Sela Agit
BalasHapusNit: 19111441
Kelas: XII NAUTIKA 3
Pendapat: materi diatas cukup lengkap dan mudah dipahami